Serangga tomcat belakangan menghebohkan masyarakat karena menyerang 
warga Surabaya. Korban serangan tomcat mengalami dermatitis, kulitnya 
seperti melepuh, mengeluarkan cairan dan merasa gatal.
Di balik 
persoalan mencegah serangan, mengobati luka yang ditimbulkan, maupun apa
 penyebab munculnya serangga ini, ada hal lain yang cukup menarik, yakni
 soal nama. Mengapa diberi nama tomcat?
Guru Besar Ilmu Serangga 
dari Institut Pertanian Bogor (IPB), Aunu Rauf, mengungkapkan bahwa 
serangga tomcat adalah serangga yang tak asing bagi masyarakat 
Indonesia.
Di beberapa wilayah Indonesia, serangga tomcat 
seringkali disebut semut kanai atau semut kayap.
Nama Tomcat sendiri sebenarnya di luar negeri merupakan merek produk 
pengontrol populasi hewan pengerat dan produk lem semut. Tomcat juga 
merupakan produk pestisida.
Kumbang Tomcat dalam bahasa Inggris juga sering disebut rove beetle. Jenis kumbang ini mencakup famili Staphylinidae, terdiri dari ribuan genus dan kurang lebih 46.000 spesies.
Spesies Paederus fiscipes adalah salah satu jenis kumbang yang masuk dalam genus Paederus. Totalnya, ada sekitar 12 spesies yang masuk genus tersebut.
Ciri-ciri
 serangga ini adalah memiliki kepala warna hitam, dada dan perut 
berwarna orange dan sayap kebiruan. Warna mencolok berfungsi sebagai 
peringatan bagi predatornya, bahwa serangga ini punya racun. Ukurannya 
sekitar 7-10 mm.
Tomcat biasa hidup di persawahan. Pada siang 
hari, serangga ini biasa terbang di tanaman padi untuk mencari mangsa 
berupa wereng dan hama padi lainnya.
Warga juga dihimbau tidak memencet jika serangga hinggap di bagian 
tubuh, cukup menghalau dengan kertas atau tiupan. Bila sampai terkena 
racun, maka langkah pertama adalah membasuh kulit dengan sabun beberapa 
kali. 
                            
 



 



Waw..
ReplyDeletedihimbau tidak memencet jika serangga hinggap di bagian tubuh, cukup menghalau dengan kertas atau tiupan. Bila sampai terkena racun, maka langkah pertama adalah membasuh kulit dengan sabun beberapa kali.
Delete